HADIS
(Hadist) yang terhimpun dalam kitab hadis
tidak begitu saja terkumpul sekaligus, tetapi mengalami periodisasi sejalan
dengan periode pengumpulan, penyeleksian, dan penembangan ilmu hadis. Dalam
mempelajari hadis ulama hadis mengklasifikasikannya dari dua segi, yaitu segi
kuantitas (jumlah rawi) dan kualitas (nilai sanad).
13
SH/609 M-11 H/632 M.
Periode wahyu dan pembentukan hukum serta dasarnya. Pada masa ini hadis lebih banyak berupa hafalan dan ingatan para sahabat.
Periode wahyu dan pembentukan hukum serta dasarnya. Pada masa ini hadis lebih banyak berupa hafalan dan ingatan para sahabat.
12
H/634 M-40 H/661 M.
Periode membatasi hadis dan menyedikitkan riwayat. Ini berlangsung pada masa al-Khulafa' ar-Rasyidun.
Periode membatasi hadis dan menyedikitkan riwayat. Ini berlangsung pada masa al-Khulafa' ar-Rasyidun.
40
H/661 M hingga akhir abad ke-1 H.
Periode penyebaran riwayat ke kota untuk mencari hadis, yaitu masa sahabat junior dan tabiin senior.
Periode penyebaran riwayat ke kota untuk mencari hadis, yaitu masa sahabat junior dan tabiin senior.
Awal
sampai akhir abad ke-2 H.
Periode penulisan dan kodifikasi resmi. Periode ini berlangsung dari masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99 H/717 M-102 H/720 M) sampai akhir abad ke-2 H.
Periode penulisan dan kodifikasi resmi. Periode ini berlangsung dari masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (99 H/717 M-102 H/720 M) sampai akhir abad ke-2 H.
Awal
sampai akhir abad ke-3 H.
Periode pemurnian, penyeleksian, dan penyempurnaan.
Periode pemurnian, penyeleksian, dan penyempurnaan.
Awal
abad ke-4 H hingga jatuhnya Baghdad (656 H/12528 M).
Periode pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunan.
Periode pemeliharaan, penertiban, penambahan, dan penghimpunan.
Awal
jatuhnya Baghdad sampai sekarang.
Periode pensyaratan, penghimpunan pe-takhrij-an atau pengeluaran riwayat, dan pembahasan.
Periode pensyaratan, penghimpunan pe-takhrij-an atau pengeluaran riwayat, dan pembahasan.
- Hadis Mutawatir :
yang diriwayatkan oleh orang banyak pada semua tingkatan sanad, yang
secara logis dan kebiasaan dapat dipastikan bahwa para rawi hadis itu
mustahil bersekongkol untuk berdusta
- Hadis Mutawatir lazi : yang lafalnya banyak dan sama
- Hadis Mutawatir ma'nawi : yang lafalnya berbeda-beda tetapi semakna
- Hadis Mutawatir 'amali : perilaku yang sudah diamalkan orang banyak dan
diyakini berdasarkan perintah Nabi Muhamma SAW
- Hadis ahad :
yang diriwayatkan orang per orang (ahad merupakan jamak dari ahad = satu)
yang tidak mencapai tingkat mutawatir, dan dapat diriwayatkan oleh seorang
atau lebih
- Hadis masyhur : yang diriwayatkan paling tidak oleh tiga jalur rawi
dan tidak kurang dari tiga, tetapi tidak sampai derajat mutawatir
- Hadis 'aziz : yang diriwayatkan melalui dua jalur rawi
- Hadis garib : yang diriwayatkan melalui satu jalur rawi
- Hadis maqbul :
yang diterima
- Hadis sahih : yang sah dan valid karena sanadnya tersambung;
rawinya adil dan dabit (kuat hafalan); dan matannya tidak syazz (tidak
mengandung kejanggalan) serta tidak ber-'illah (sebab yang mencacatkan
hadis)
- Hadis
sahih li zatih :
"yang sahih dengan sendirinya" karena terpenuhinya syarat
hadis sahih
- Hadis
sahih li gairih :
"yang "sahih karena ada keterangan lain yang
mendukungnya" atau kurang salah satu syarat dari hadis sahih, namun
bisa ditutupi dengan cara lain
- Hadis hasan : yang sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh rawi yang
adil tetapi tidak sempurna dabit-nya, serta matannya tidak syazz dan
ber-'llah
- Hadis
hasan li zatih :
yang hasan dengan sendirinya karena terpenuhinya syarat hadis hasan
- Hasan
li gairih : yang hasan karena ada
keterangan lain yang mendukungnya atau dalam sanadnya terdapat rawi yang
tidak dikenal, namun ia bukan orang yang terlalu banyak membuat
kesalahan
- Hadis mardud atau da'if : yang ditolak atau hadis lemah yang tidak memenuhi
syarat sahih dan hasan
- Bersambung/tidaknya Sanad
- Hadis
mursal : yang diriwayatkan tabiin
langsung dari Nabi Muhammad SAW
- Hadis
muqati' : yang salah seorang rawinya
gugur tidak pada sahabat, tetapi bisa terjadi pada rawi yang di tengah
atau di akhir
- Hadis
mu'dal : yang dua rawinya atau lebih
hilang secara berurutan dalam sanad
- Hadis
mudallas : yang kelemahannya disebabkan
oleh manipulasi perawi, baik pada sanad maupun matan
- Hadis
mu'allaq : yang tidak mempunyai sanad,
sehingga terputus sama sekali
- Hadis
mu'allal : yang kelihatannya selamat,
akan tetapi sebenarnya memiliki cacat, baik pada sanad maupun matannya
- Tercelanya Rawi
- Hadis
maudu' : yang disebabkan oleh
kedustaan perawi
- Hadis
matruk : yang
"ditinggalkan" karena perawinya suka dusta ata fisik dalam
pembicaraan dan perbuatannya atau orang yang banyak salah dan keliru
dalam meriwayatkan hadis
- Hadis
munkar : yang diriwayatkan oleh
perawi yang lemah isinya, bertentangan dengan riwayat dari perawi yang
terpercaya
- Hadis
mudraj : yang di dalamnya ada sisipan
perkataan sahabat atau tabiin
- Hadis
maqlub : yang terbalik matannya atau
nama perawi pada sanadnya
- Hadis
mudtarib : yang diriwayatkan melalui
cara yang berbeda antara hadis yang satu dan lainnya, padahal tidak
mungkin untuk di-tarjih (dipilih mana yang paling kuat)
- Hadis
musahhaf : yang ada perubahan titik
pada sanad dan huruf pada matan
- Hadis
muharraf : yang ada perubahan syakal
(tanda baca)
- Hadis
mubhan : yang perawinya samar atau
tidak jelas
- Hadis
majhul : yang perawinya tidak
dikenal, walaupun namanya ada tetapi hanya diriwayatkan oleh seorang
rawi
- Hadis
mastur : yang diriwayatkan oleh
perawi yang tidak diketahui kejujurannya
- Hadis
syazz : yang diriwayatkan oleh
seorang yang terpercaya, namun bertentangan dengan hadis dari orang yang
lebih terpercaya
- Hadis
mukhtalit : yang diriwayatkan oleh
perawi yang sudah rusak hafalan atau catatannya
Referensi
- Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Prof. Dr. Abdul Aziz
Dahlan, Prof. Dr. Nurcholish Madjid, etc. Ensiklopedi Islam,
Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2005.
- Prof. Dr. Nurcholish Madjid, Prof. Dr. Azyumardi Azra,
MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi
Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta,
2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab,
Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
- Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas
Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani
Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
- Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan
Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai
Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
- Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi
Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia,
Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
- Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara
Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata,
Syaamil International, 2007.
- alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us,
dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
- Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih
Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
- Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan
Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka,
Bandung, 2008.
- M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari,
Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
- Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung,
2008.
- Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah,
Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema
Insani, Jakarta, 1999.
0 komentar:
Posting Komentar