Musnad didahhulukan apabila ditemukan keadaan yang menghendaki
untuk mendahulukannya, misalnya berupa 'amil, seperti:
قام على = Ali telah berdiri.
Atau berupa lafaz yang mempunyai hak untuk didahulukan dalam
kalimat, seperti:
اين الظريق؟ = Di manakah jalannya?
Atau ketika dikehendaki suatu tujuan dari berbagai tujuan berikut
ini:
1. Untuk mentakhsis (mengkhususkan) musnad ilaih. Contoh:
لله ملك السماوات
والأرض
"Kepunyaan Allah
lah kerajaan langit dan bumi." (Al-Maidah: 17)
2. Untuk mengingatkan sejak pertama bahwa musnad memang khabar
bukan na'at, seperti ucapan penyair:
a. له همم لامنتهى لكبارها وعمته الصغرى أجل من الدهر
"dia punya berbagai cita-cita,yang tak ada puncak bagi
kebesarannya,
cita-citanya yang paling kecil, adalah lebih agung daripada
masa"
b. له راحة لو أن معشارجودها على البر
كان البر أندى من البحر
"Dia mempunyai telapak tangan,andaikata sepersepuluh kedermawanannya,
dicurahkan di daratan,tentulah darat lebih basah daripada
lautan"
3.
Meletakkan makna yang diakhirkan jika pada makna yang didahulukan terdapat hal
yang ingin disebutkan, seperti mendahulukan musnad dalam firman Allah:
إن في خلق السماوات والأرض واختلاف الليل والنهار لآيات لأولي
الألباب
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dam bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Ali Imran: 190)
Dan seperti ucapan penyair:
خير الصنائع فى الانام صنيعة تنبوبها ملها على الاذلال
"Sebaik-baik pekerjaan diantara manusia adalah suatu pekerjaan, yang tiada mengenal kehinaan pada orang yang menekuninya."
4.
Untuk mengharapkan kebaikan (tafa'ul), seperti ucapan anda kepada orang yang
sedang sakit:
فى عافية انت = Mudah-mudahan anda
diberi kesehatan.
Dan seperti ucapan penyair:
سعدت بغرة وجهك الايام وتزينت بلقاءك الاعوام
"Semoga bahagia hari-hari itu, oleh karena kemuliaan wajahmu,
dan semoga berhias tahun-tahun itu, dengan sebab pertemuan."
5. Untuk berfaedah mengkhususkan musnad ilaih atas musnad, seperti
firman Allah:
لكم دينكم ولي دين
"Untukmulah agamamu,
dan untukkulah agamaku." (Al-Kafirun: 6)
Secara bahasa contoh di atas ditafsirkan dengan:
دينكم مقصورعليكم
ودينى مقصورعلى , artinya agamamu
khusus untukmu, dan agamaku khusus untukku.
6. Untuk menyatakan kesusahan, seperti ucapan
penyair Al-Mutannabbi:
ومن نكد الدنيا على الحر ان يرى عدوا
له ما من صداقتعه بد
"Dari kesusahan hidup di dunia, bagi orang yang
merdeka,adalah melihat musuh yang seharusnya ia (sebagai) orang yang menjadi
temannya"
7. Untuk tujuan kagum,
mengagungkan, menyanjung, mencela, menaruh kasihan, atau mendo'akan, seperti:
a. لله درك = Bagus (kata pujian)
b. عظيم انت ياالله = Maha Agung Engkau
ya Allah
c. نعم الزعيم سعد = Sebaik-baik
pemimpin adalah Saad
d. بئس الرجل زيد = Seburuk-buruk
lelaki adalah Khalil
e. فقير ابوك = Sungguh kasihan
bapakmu
f. مبارك وصول لك بالسلامة = Sungguh diberkahi kedatanganmu dengan selamat
Dan juga dapat terjadi musnad untuk diakhirkan. Sebab, diakhirkan
itu memang asalnya, sedangkan mendahulukan musnad ilaih memang lebih penting.
Contoh:
الوطن عزيز= Tanah air itu mulia
Dari segi makna tunggal dan tidaknya, musnad terbagi menjadi dua
macam, yaitu: Mufrad dan Jumlah.
1.
Musnad yang mufrad terbagi menjadi dua macam, yaitu:
a.
Berupa fi'il, seperti:
قدم سعد = Saad telah datang.
b. Berupa isim, seperti:
سعد قادم = Saad datang.
2.
Adapaun musnad jumlah ada tiga macam, yaitu:
a.
Berupa sababi, seperti:
خليل أبوه منتصر او أبوه انتصر أو انتصر أبوه
"Ayah Khalil mendapat pertolongan."
b.
Bertujuan menentukan hukum pada musnad ilaih, seperti:
أنا سعيت فى حاجتك = Saya telah menunaikan
keperluanmu.
Tafsiran dari contoh di atas adalah الساعى فيها أنا رغيرى , artinya: Orang yang menunaikan keperluanmu adalah saya, bukan selainnya.
c. Bertujuan untuk mengukuhkan hukum, seperti:
سعد حضر = Saad telah datang.
Tujuan mengukuhkan hukum terlihat karena pengulangan isnad
sebanyak dua kali.
Terkadang musnad dikemukakan dalam bentuk dzaraf dan jar majrur,
seperti:
1. خليل عندك = Khalil berada di sisimu.
2. محمود فى المدرسة= Mahmud ada di madrasah
0 komentar:
Posting Komentar