عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ الْعَيْنُ حَقٌّ وَلَوْ كَانَ شَيْءٌ سَابَقَ الْقَدَرَ
سَبَقَتْهُ الْعَيْنُ وَإِذَا اسْتُغْسِلْتُمْ فَاغْسِلُوا
Dari Ibnu Abbas rodhiyallohu anhu, Nabi shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Ain (mata jahat) itu benar-benar
adanya, jika seandainya ada sesuatu yang mendahului qodar,maka akan didahului
oleh ain.Apabila kamu diminta untuk mandi maka mandilah. (hadist riwayat
Muslim)
عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
اسْتَعِيذُوا بِاللَّهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ
Dari Aisyah rodhiyallohu anha,Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda :Mintalah kalian perlindungan kepada
Alloh dari ain (mata jahat) karena sesungguhnya ain itu haq (benar) (HR ibnu
Majah)
Apakah penyakit ain itu?
Penyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk
pandangan mata,yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau bahkan iri
dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu
anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ
نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ
حَقٌّ
Rosullulloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah
seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada
dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya
penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
‘Ain
dapat terjadi meskipun tanpa kesengajaan pelakunya
Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa terkadang seseorang bisa mengarahkan ‘ain kepada
dirinya sendiri. Pelakunya termasuk jenis manusia yang paling jahat.
Sahabat-sahabat kami dari kalangan ahli fiqh menyatakan, :Sesungguhnya bila
diketahui ada orang yang melakukan hal itu, maka penguasa kaum muslimin harus
memenjarakannya, lalu dipenuhi seluruh kebutuhannya hingga akhir hayat.”
Namun terkadang pengaruh buruk ain terjadi tanpa kesengajaan dari
orang yang memandang takjub terhadap sesuatu yang dilihatnya. Lebih dari itu
pengaruh buruk ini juga bisa terjadi dari orang yang hatinya bersih atau
orang-orang yang sholih sekalipun mereka tidak bermaksud menimpakan ain kepada
apa yang dilihatnya. Hal ini pernah terjadi diantara para sahabat Nabi shollallohu
alaihi wa sallam, padahal hati mereka
terkenal bersih,tidak ada rasa iri atau dengki terhadap sesamanya. Akan tetapi
dengan izin Alloh dan takdirnya, pengaruh buruk ain ini dapat terjadi diantara
mereka.
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ
بْنِ سَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ أَنَّهُ قَالَ رَأَى عَامِرُ بْنُ رَبِيعَةَ سَهْلَ
بْنَ حُنَيْفٍ يَغْتَسِلُ فَقَالَ مَا رَأَيْتُ كَالْيَوْمِ وَلَا جِلْدَ
مُخْبَأَةٍ فَلُبِطَ سَهْلٌ فَأُتِيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ عَامِرًا فَتَغَيَّظَ عَلَيْهِ وَقَالَ عَلَامَ يَقْتُلُ أَحَدُكُمْ
أَخَاهُ أَلَّا بَرَّكْتَ اغْتَسِلْ لَهُ فَغَسَلَ عَامِرٌ وَجْهَهُ وَيَدَيْهِ
وَمِرْفَقَيْهِ وَرُكْبَتَيْهِ وَأَطْرَافَ رِجْلَيْهِ وَدَاخِلَةَ إِزَارِهِ فِي
قَدَحٍ ثُمَّ صُبَّ عَلَيْهِ فَرَاحَ مَعَ النَّاسِ
Dari Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif, dia berkata bahwa Amir bin
Robi’ah melihat Sahl bin Hunaif sedang mandi, lalu berkatalah Amir : ‘Aku tidak
pernah melihat (pemandangan) seperti hari ini, dan tidak pernah kulihat kulit
yang tersimpan sebagus ini” Maka terpelantinglah Sahl. Kemudian Rosululloh
shollallohu alaihi wa sallam mendatangi Amir. Dengan marah beliau berkata
:”Atas dasar apa kalian mau membunuh saudaranya? Mengapa engkau tidak
memohonkan keberkahan (kepada yang kau lihat)? Mandilah untuknya!Maka Amir
mandi dengan menggunakan suatu wadah air, dia mencuci wajahnya,dua tangan,kedua
siku,kedua lutut,ujung-ujung kakinya,dan bagian dalam sarungnya. Kemudian air
bekas mandinya itu dituangkan kepada Sahl, lantas dia sadar dan berlalulah
bersama manusia. (HR Malik dalam Al-Muwaththo 2/938, Ibnu Majah 3509,
dishahihkan oleh Ibnu Hibban 1424. Sanadnya shohih,para perawinya
terpercaya,lihad Zadul Ma’ad tahqiq Syu’aib al-Arnauth dan Abdul Qodir
al-Arnauth 4/150 cetakan tahun 1424 H)
Jenis-jenis ‘Ain
Ibnu Qoyyim rohimahulloh mengatakan bahwa penyakit ‘ain ada dua jenis :’ain insi (‘ain
berunsur manusia) dan ‘ain jinni (‘ain berunsur jin).
Diriwayatkan dengan shahih dari Ummu Salamah bahwa Nabi shollallohu
alaihi wa sallam pernah melihat seorang
budak wanita di rumahnya yang wajahnya terlihat kusam. Beliau berkata,”Ruqyah
wanita ini, ia terkena ‘ain. (Dikeluarkan oleh Al-Bukhori dan
Muslim,Al-Hakim,Abu Nu’aim dan Al-Isma’ili dalam Mustakhroj-nya serta
Ath-Thobroni)
Al-Husain bin Mas’ud Al-Farro berkata :Adapun sabda beliau
“sa’fatun(kusam) bermakna “Nadzrotun” (terkena ‘ain dari unsur jin).
Tanda-tanda Anak/bayi terkena ‘ain
Bayi yang baru lahir dan anak-anak sangat rentan terkena penyakit
‘ain. Apalagi kalau bayi/anak itu mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki
bayi/anak yang lain, seperti kelucuannya,rupanya yang manis ,kesehatannya, dan
lain-lain yang mengundang perhatian siapa saja yang melihatnya.
Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain
adalah :
1. Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung
henti,kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya
tanpa sebab yang jelas.
عَنْ عَائِشَةَ
قَالَتْ دَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعَ
صَوْتَ صَبِيٍّ يَبْكِي فَقَالَ مَا لِصَبِيِّكُمْ هَذَا يَبْكِي فَهَلَّا
اسْتَرْقَيْتُمْ لَهُ مِنْ الْعَيْنِ
Aisyah rodhiyallohu
anha berkata : “Suatu ketika
Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis.Beliau
berkata,”Mengapa bayi kalian menangis?Mengapa tidak kalian bacakan
ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?) (Shahihul jami’ 988 n0.5662)
2. Kondisi tubuh yang sangat kurus kering
عَنْ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ رَخَّصَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِآلِ حَزْمٍ فِي رُقْيَةِ الْحَيَّةِ وَقَالَ لِأَسْمَاءَ
بِنْتِ عُمَيْسٍ مَا لِي أَرَى أَجْسَامَ بَنِي أَخِي ضَارِعَةً تُصِيبُهُمْ
الْحَاجَةُ قَالَتْ لَا وَلَكِنْ الْعَيْنُ تُسْرِعُ إِلَيْهِمْ قَالَ ارْقِيهِمْ
Dari Jabir rodhiyallohu
anhu bahwa Rosululloh shollallohu
alaihi wa sallammemberi rukhshoh
(keringanan) bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular.
Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais,”Mengapa aku lihat badan anak-anak
saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab : “tidak,
akan tetapi mereka tertimpa ‘Ain.” Kata beliau,”Kalau begitu bacakan ruqyah
bagi mereka! (HR Muslim, Ahmad dan Baihaqi)
Sunnah bagi orang yang memandang takjub terhadap
sesuatu :
Seperti yang telah dijelaskan di atas,bahwa penyakit ‘ain tidak
hanya disebabkan oleh orang yang iri dan dengki terhadap sesuatu yang
dipandangnya. Bahkan setiap mata yang memandang takjub terhadap sesuatu dengan
izin Alloh juga bisa menyebabkan pengaruh buruk ‘ain walaupun orang tersebut
tidak bermaksud menimpakan ‘ain. Bahkan ini terjadi pada para sahabat Nabi yang
sudah terkenal akan kebersihan hati mereka.
Adapun diantara sunnah ketika seseorang memandang takjub terhadap
sesuatu adalah :
1. Medoakan keberkahan pada apa yang dilihatnya
Dari Amir bin Robi’ah rodhiyallohu
anhu :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مِنْ أَخِيهِ أَوْ مِنْ
نَفْسِهِ أَوْ مِنْ مَالِهِ مَا يُعْجِبُهُ فَلْيُبَرِّكْهُ فَإِنَّ الْعَيْنَ
حَقٌّ
Rosullulloh shollallohu
alaihi wa sallam bersabda : “Jika salah
seorang dari kalian melihat sesuatu yang menakjubkan dari saudaranya, pada
dirinya atau pada hartanya, maka doakan keberkahan padanya, karena sesungguhnya
penyakit ain itu haq (benar). (HR Ahmad).
Di antara cara mendoakan keberkahan terhada apa
yang dilihatnya adalah :
بَارَكَ اللَّهُ فِيهِ
‘Ya Alloh Semoga Alloh memberikan berkah
padanya”
اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَيْهِ
“Ya Alloh berkahilah
atasnya”
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُ
“Ya Alloh berkahilah
baginya”
2. Hendaklah mengucapkan :
مَا شَاءَ اللَّهُ لَا
قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Sungguh atas kehendak
Allohlah semua ini terwujud”
Hal ini didasari firman
Alloh dalam surat Al-Kahfi ayat 39. Imam Ibnu Katsir menafsirkan
ayat tersebut dengan mengatakan :”Ketika engkau masuk suatu kebun dan kau
merasa takjub akan keindahannya,mengapa engkau tidak memuji Alloh atas nikmat yang
telah diberikan kepadamu seperti nikmat harta dan anak keturunan yang tidak
diberikan kepada selain engkau dan mengapa kamu tidak mengucapkan masya’Alloh
la quwwata illa billah.
Upaya-upaya orang tua untuk mengantisipasi anak
dari ‘Ain:
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka
membentengi anak-anaknya dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah (bacaan-bacaan)
yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu
alaihi wa sallam memohon perlindungan
Alloh untuk Hasan dan Husain dengan doa :
أُعِيذُكُمَا
بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ
عَيْنٍ لَامَّةٍ
Aku berlindung kepada Alloh untuk kalian berdua
dengan kalimat-kalimat Alloh yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang
berbisa dan pandangan mata yang jahat. (HR Abu Daud)
2. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam
Ibnul Qoyyim dalam zadul ma’ad 4/159, hendaknya para orang tua tidak
menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang
dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya.
Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghowi bahwasanya pernah suatu ketika
Utsman bin Affan rodhiyallohu anhu melihat seorang anak kecil yang sangat elok
rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah (jangan ditampakkan)
lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu.” Maka keadaan seperti
itu sangat dikhawatirkan akan terjadinya pengaruh buruk ‘ain. Lebih-lebih kalau
ada orang yang terkenal mempunyai sifat iri dan dengki.
3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan
menceritakan kelebihan-kelebihan atau kebaikan-kebaikan anaknya yang tidak
dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengkii siapa saja
yang mendengarnya,kemudian berusaha melihatnya,hingga Alloh menakdirkan
terjadinya pengaruh buruk ‘Ain tersebut.
Upaya-upaya orang tua bila anak sudah terkena pengaruh buruk ‘Ain :
1. Jika pelakunya diketahui, maka hendaklah orang
itu diperintahkan untuk mandi, kemudian orang yang terkena pengaruh mata itu
mandi dengan bekas air mandi orang itu. Hal ini sebagaimana kisah sahabat nabi
shollallohu alaihi wa sallamSahl
bin Hunaif rodhiyallohu anhu dalam hadits yang telah lalu,bahwa nabi shollallohu alaihi wa
sallam memerintahkan Amir bin robi’ah rodhiyallohu anhuuntuk mandi dan sisa air mandinya diguyurkan
pada Sahl bin Hunaifrodhiyallohu anhu.
At-Tirmidzi menjelaskan
:”Pelaku ‘ain diperintahkan untuk mandi dengan menggunakan air dalam baskom.
Lalu meletakkan telapak tangannya di mulut dan berkumur-kumur,lalu disemburkan
ke dalam baskom tersebut. Baru setelah itu membasuh wajahnya dengan air dalam
baskom tersebut,lalu memasukkan tangan kirinya dan mengguyurkan air ke lutut
kanannya dengan air baskom tersebut.Kemudian memasukkan tangan kanannya dan
menyiramkan air baskom itu ke lutut kirinya.Baru kemudian membasuh tubuh di
balik kain, namun baskom itu tidak usah diletakkan di atas tanah atau
lantai.Setelah itu sisa air diguyurkan ke kepala orang yang terkena ‘ain dari
arah belakang satu kali guyuran.
2. Memperbanyak membaca “Qul Huwallohu Ahad” (surat al-Ikhlas),Al-Muawwidzatain (surat al-Falaq dan an-Naas),al-Fatihah,ayat
kursi,bagian penutup surat al-Baqoroh (dua ayat terakhir),dan mendoakan
dengan doa-doa yang disyariatkan dalam ruqyah
3. Membaca doa :
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ مِنْ كُلِّ
شَيْءٍ يُؤْذِيكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ نَفْسٍ أَوْ عَيْنِ حَاسِدٍ اللَّهُ يَشْفِيكَ
بِاسْمِ اللَّهِ أَرْقِيكَ
“Dengan menyebut Nama
Alloh,aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang menyakitimu, dan dari kejahatan
setiap jiwa atau mata orang yang dengki.Mudah-mudahan Alloh subhanahu wa ta’ala
menyembuhkanmu.Dengan menyebut Nama Alloh,aku mengobatimu dengan meruqyahmu.”
(HR.Muslim no.2186 (40),dari Abu Said rodhiyallohu anhu)
Atau
بِاسْمِ اللَّهِ
يُبْرِيكَ وَمِنْ كُلِّ دَاءٍ يَشْفِيكَ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
وَشَرِّ كُلِّ ذِي عَيْنٍ
“Dengan menyebut nama
Alloh,mudah-mudahan Dia membebaskan dirimu dari segala penyakit,mudah-mudahan
Dia akan menyembuhkanmu,melindungimu dari kejahatan orang dengki jika dia
mendengki dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai mata jahat.” (HR.
Muslim no. 2185 (39), dari Aisyahrhodiyallohu anha)
Ini adalah doa yang
dibacakan malaikat Jibril kepada Nabi shollallohu alaihi wa sallam ketika
mendapat gangguan syetan.
4. Membacakan pada air (dengan bacaan –bacaan
ruqyah yang syar’i) disertai tiupan, dan kemudian meminumkan pada penderita,dan
sisanya disiramkan ke tubuhnya. Hal itu pernah dilakukan Rosululloh shollallhu
alaihi wa sallam kepada Tsabit bin Qois.
(HR. Abu Daud no. 3885)
5. Dibacakan (bacaan) pada minyak dan kemudian
minyak itu dibalurkan. (HR Ahmad III/497,lihat silsilah al-Ahaadits as-Shohihah
:397). Jika bacaan itu dibacakan pada air zam-zam,maka yang demikian itu lebih
sempurna jika air zam-zam itu mudah diperoleh atau kalau tidak,boleh juga dengan
air hujan.
Maroji:
- Metode Pengobatan Nabi shollallohu alaihi wa sallam, Imam Ibnu
Qoyyim Al-Jauziyah
- Doa dan Wirid Mengobati Guna-Guna dan Sihir Menurut al-Qur’an
dan as-Sunnah,Ust. Yazid bin Abdul Qodir Jawas
- Majalah al-Furqon edisi 4 tahun V Dzulqo’dah 1426 Desember 2005,
Artikel oleh Ust. Abu Ibrohim Muhammad Ali
0 komentar:
Posting Komentar